Akan seperti ini kita jika tak punya rasa kepedulian terhadap sesama
By Yogo Adi Nugroho - November 09, 2015
Artikel
kali ini saya beri judul sikap peduli. Disini saya tidak akan membahas
pengertian dari peduli itu karena saya tau kalau pembaca yang budiman sekalian
sudah sangat memahami apa yang berama peduli itu. Kita semua tau peduli itu apa
tetapi apakah kalian sudah bersikap peduli dengan sesama? Pasti jawabanya
beraneka ragam. Sangat disayangan jika sikap peduli dengan sesama maupun yang
lainya tidak kita lakukan karena tanpa disadari sikap peduli ini sangat
penting. Artikel ini ditulis bertujuan agar setelah membaca artikel pembaca
diharapkan dapat membuat kepedulian anda terhadaap sesama maupun yang lainya
lebih bagus lagi,lebih peka lagi.
M
Pentingnya
rasa peduli ini akan disampaikan melalui sebuah cerita yang pernah saya baca
dalam buku budha, jangan liat agamanya tapi lihatlah isinya. Semoga bermanfaat.
Cerita
ini terjadi pada seorang keluarga petani disebuah desa. Keluarga ini tidak
tinggal sendirian dirumah tapi ada banyak hewan yang ikut menghuni rumah petani
ini seperti tikus,ayam,sapi,dan juga babi.
Tikus
itu sangat bahagia karena dirumah itu dia mendapat banyak makanan, tetapi
sangat disayangkan, pemilik rumah tidak pernah suka dengan keberadaan tikus
itu. Petani berusaha dengan segala cara untuk mengusir si tikus, bahkan sampai membeli
perangkap tikus!
Tikus sangat panik
setelah mengetahui hal tersebut, karena begitu paniknya dia menemui sahabatnya,
si ayam, dia berseru, “ pak petani membeli perangkap tikus!ini mengerikan!ini
bencana!”
Tetapi apa yang ayam
katakan? Ia berkata “ itu bukan masalahku. Tak ada hubunganya denganku. Itu
urusanmu maka urus saja sendiri! Pergi sana!.
Karena
sang tikus tak mendapat simpati dari si ayam diapun mencari bantuan lain. Tikus
kembali menemui sahabat lainya yaitu tuan babi. “ Tuan Babi, Tuan Babi! Pak
tani beli perangkap tikus. Ini berita mengerikan, aku tidak tahu apa aku bisa
tidur nyenyak malam ini. Aku dalam bahaya!”
Tuan Babi berkata,”
gak ada gunanya denganku. Urusanmu! Perangkap tikus tidak akan menangkap Babi.
Jadi silahkan kamu pergi.
Mendapati dua
sahabatnya tak memperdulikanya, tikus sangat merasa kecewa dan hanya ada satu
bantuan lagi yaitu nyonya sapi. Tikuspun bergegas menmui nyonya Sapi.
Tikus “ Nyonya Sapi!
Tolonglah aku! Pak tani sudah beli perangkap tikus!aku begitu paranoid
sekarang! Kamu tahu kan tikus biasanya lari kesana kemari dan tidak tahu lari
menginjak apa? Aku bisa menginjak perangkap itu dan aku bisa terbunuh!.
Nyonya sapi berkayta
“ wah,wah... itu pasti dari kehidupan lampaumu... tapi sayangnya, tidak ada
hubunganya denganku.”
Tikus itu tidak
mendapat satupun simpati dari sahabat-sahabatnya. Dengan muram dia kembali ke
liangnya.
Pada
suatu malam ada seekor ular yang menyusup masuk kerumah petani, sangat sial
bagi ular itu karena ekornya terperangkap jebakan tikus yang saejatinya akan
digunakan untuk menangkap tikus.
Beberapa
saat kemudian sang istri memeriksa perangkap tikus kalau-kalau tikusnya sudah
terjebak, dan ternyata apa yang ia temui. Sang istri sangat kaget karena yang
kena perangkap adalah seekor ular yang dengan cepat langsung mematuk kakinya.
Akibatnya, istri petani itu menderita sakit berat. Karena beratnya sakit sang
istri, petani itu kemudian berpikir makanan apa yang cocok untuk orang sakit “
aah sepertinya sup ayam bagus untuk istriku”
Maka
petani itu mengambil ayam, memotong kepalanya, membuluinya, dan merebusnya
menjadi sup ayam yang enak untuk diberikan pada istrinya. Si ayam kehilangan
nyawanya.
Tapi
istri petani tak kunjung sembuh. Sanak family dari petanipun berdatangan untuk
menjenguk dan melihat bagaimana kondisi kesehatan dari istri petani tersebut.
Karena banyak saudara yang berkunjung, petani bingung akan menyediakan apa
untuk mereka makan. Akhirnya dia menangkap si babi, menjagalnya, lalu
menyajikannya untuk disantap tamu-tamunya. Si Babipun kehilangan nyawanya.
Tapi
alangkah malang nasib istri si petani, setelah petani melakukan segala upaya
untuk kesembuhan isterinya ternyata dia meninggal juga. Upacara pemakaman yang
mahal mengharuskan petani memotong Nyonya Sapi dan menjual dagingnya untuk
membayar upacara pemakaman. Jadi akhirnya si Ayam, Si Babi, dan Si sapi
kehilangan nyawanya.
Jadi
masalah perangkap tikus itu masalah siapa? Bukan hanya masalah tikus tapi
masalah semuanya.
Nah,
setelah membaca cerita atau narasi diatas tentu pembaca akan tau betapa
pentingnya menolong dan peduli dengan sesama maupun alam sekitaar.
Mungkin ini yang bisa
saya sampaikan semoga bermanfaat.
Brahm,Ajan. 2012. Si
cacing dan kotoran kesayanganya 3.jakarta:awareness publication
0 komentar